Tgl, 5-6-2016
Sehari setelah saya ujian seminar skripsi, kakak saya yang berada jauh dari Indonesia meminta saya untuk menemani istrinya untuk menjalani persalinan yang kedua. Ya, Di RSIA Kemang Medical Care tempat saya harus datangi karena besok (tgl 6-6-2016) istri kakak saya melahirkan dirumah sakit ini. Tiba dirumah sakit bukan nya senang malah jantung saya deg-degan, ini pertama kalinya saya ke rumah sakit untuk waktu beberapa hari bakal nginap RS ini. Sejak kecil sampai kuliah saya tidak pernah kerumah sakit dalam waktu lama, persalinan adek bungsu, saya hanya sejam dirumah dirumah sakit terus disuruh pulang ke rumah, saat kakak saya sakit 12 hari dirumah sakit, saya juga hanya sekali ke rumah sakit itupun hanya beberapa jam lalu disuruh untuk pulang , waktu bapak saya masuk rumah sakit saya juga tidak lama dirumah sakit. Rumah sakit tempat yang paling saya tidak sukai, keadaan, situasi, hawa dan semua isi rumah sakit saya tidak sukai. Entahlah. Tapi hari itu, saya harus ke rumah sakit untuk nginap menemani sodara yang akan melakukan persalinan, rasanya deg-degan sekali.
Tiba dirumah sakit. Untungnya rumah sakitnya tidak seperti rumah sakit umum. Ya Rumah Sakit Ibu dan Anak ternyata hawa dan suasanya sangat berbeda dengan rumah sakit umum biasanya. Jadi perasaan saya normal seperti biasa, tidak seperti perasaan saya sebelumnya. Hal pertama kali yang membuat saya senang untuk ke rumah sakit yaitu bakal ketemu anak ini.
Dean Isando Muhammad
Sejak kecil dia bersama saya di Jakarta,
Abinya (ayahnya). Kakak sepupuh saya. satu-satu nya keluarga dekat saya selama di Jakarta. Setiap weekend dan kalau saya merindukan masakan rumah, saya selalu datang ke rumahnya. Dean sangat dekat dengan saya dulu (sekarang tidak pernah ketemu lagi, kecuali liburan) Setiap hari, saat saya tinggal dirumahnya sebulan, saat abi dan bunda nya berangkat kerja subuh dan pulang malam hari dean selalu bermain bersama saya. Namun dean dan keluarga nya meninggalkan jakarta karena abi nya mendapatkan pekerjaan di luar Indonesia. Rasanya sedih sekali, sepi. Tapi setelah ketemu untuk pertama kalinya sejak dia balik lagi di Indonesia, rasanya senang sekali. Awalnya dia melupakan saya, tapi karena pendekatan pribadi (dari hati ke hati, hahaha) akhirnya dia mulai akrab lagi dengan saya. Sangat akrab bahkan. Eitz.
Awal Kita akan memasukki kamar untuk menginap, dean sangat takut sekali bahkan dia mengamuk karena beberapa hari sebelum dia ke RSIA ini dia dirawat dirumah sakit umum karena demam. Akhirnya saya ngajak main ke tempat mainan anak yang berada tidak jauh dari kamar bunda nya akan tidur sampai perasaannya mulai enakan dan mau untuk masuk ke ruang rawat bunda nya.
Tgl, 6-6-2016.
Hari ini hari kedua kita di RSIA Kemang, hari ini adalah hari persalinan bunda dean dan hari ini adalah hari ulang tahun Dean. Tidak ada yang spesial pada perayaan ulang tahun dean karena sejak pagi, bunda dean sudah siap untuk persalinan hari ini. Abinya tidak bisa hadir karena tidak dapat cuti dari perusahaannya, sehingga yang mengurus semua untuk persalinan bunda dean saya dan bunda dean sendiri. Ya, saya sangat salut sama bunda dean karena persalinannya kali ini tanpa didampingi oleh suami. Mulai pagi hari saya bersiap-siap untuk membantu bunda dean mengurusi persalinan, mengantarkan bunda dean ke persalinan, mengisi form untuk persalinan. Bunda dean melahirkan secara sesar jadi menunggu dokter siap baru bisa memulai persalinan. Saat saya mengisi form yang bertanggung jawab proses persalinan, jantung saya mulai deg-degan karena saya harus mengisi siapa yang akan bertanggung jawab dalam proses persalinan ini. Ketika saya melihat bunda dean dengan wajah yang agak takut, bunda dean langsung mengatakan kalau dia yang akan bertanggung jawab dalam proses pertanggungjawaban, sehingga bunda dean yang bertanda tangan di surat tersebut. Setelah proses itu, saya menunggu di samping tempat tidur bunda dean yang masih berada di ruang tunggu. Sesekali saya melihat wajah bunda dean yang pucat, saya pikir bunda dean pasti takut melakukan proses persalinan seorang diri tapi bunda dean berusaha menyembunyikan ketakutannya dan berusaha untuk terlihat santai. Dokter belum juga datang, ketika saya lagi melamun tiba-tiba ada ibu yang duduk di kursi roda ditemani sama suaminya. Beberapa suster menanyakan kondisi ibu tersebut, setelah mendengar beberapa percakapan suster tersebut ternyata ibu tersebut sudah dari malam hari merasakan kontraksi dibagian perut, namun karena dia akan lahiran normal sehingga dia harus menunggu waktu yang tepat untuk lahiran. Muka ibu itu sangat lelah, selelah lelahnya, begitu juga suaminya. Muka ibu itu pucat, menahan rasa sakit yang dideritanya. Perjuangan seorang ibu untuk melahirkan anak begitu susah, butuh perjuangan. Setelah melihat itu pikiran saya langsung tertuju ke mama. Saya sangat sedih melihat proses itu. Sedih mengingat semuanya. Sedih mendengar mama saya menangis untuk pertama kalinya, sedih melihat mama saya ditinggal bapak saya, sedih karena sekarang mama saya tidak memiliki teman untuk berbagi keluh kesah yang selama ini dilakukan bersama bapak saya. Ruangan itu memberikan pelajaran yang begitu berarti buat saya.
"Mendoakan orang tua, membuat mereka senang, melaksanakan perintah Allah merupakan suatu kewajiban anak kepada orang tua"
Melamun selesai, tiba-tiba suster menghampiri saya dan menyuruh saya menunggu di ruang tunggu karena bunda dean akan dibawah ke ruang operasi untuk melakukan operasi sesar. Hati saya deg-degan sekali melihat bunda dean, bunda dean tersenyum tipis dan saya keluar ke ruang tunggu. 3 Jam menunggu dan ya, suster keluar dari ruang rawat bayi baru lahir dan memanggil suami bunda dean. Ketika saya yang muncul suster itu kaget, saya lalu menjelaskan semua nya. Lalu dia menyuruh saya masuk ke ruang rawat bayi baru lahir.
Saya melihat sesuatu yang membuat saya sangat senang, entahlah beberapa bayi yang baru lahir terlihat begitu mengemaskan. saya dibawah ke tempat adik baru dean. Di dalam Inkubator bayi, pertama kali saya melihat adek baru dean hati saya sangat senang sekali, terharu. Inilah sosok bayi yang baru lahir, untuk pertama kalinya saya melihat semua ini. Bayi yang baru keluar dari perut Ibunya, menangis, sungguh luar biasa.
Setelah memperlihatkan bayinya, suster meminta ijin untuk melakukan proses pengenalan bayi. Pengukuran berat badan, panjang badan, stempel kaki dan semuanya. Proses itu dilakukan di depan saya, beberapa kali suster nya menanyakan keberadaan abi dean dan beberapa kali juga saya menjelaskan situasi abi dean. Setelah semuanya selesai, setelah proses foto-foto dan perekamanan adik dean selesai, saya kembali ke ruang inap bunda dean.
Setelah proses selesai, bayi di bawah ke ruang inap. Beberapa teman Bunda dean datang mengunjungi dan melihat adek baru dean. Ada yang membawakan hadiah untuk adek dan ada juga hadiah untuk adek. Melihat ini saya baru sadar bahwa apabila seorang ibu melahirkan anak kedua, maka anak pertama harus mendapatkan kasih sayang yang lebih daripada adiknya. Bukan untuk membeda-bedakan tetapi anak pertama "kakak" yang sudah berusia 1 atau 2 tahun telah memiliki perasaan kepada sekitar, telah memiliki naluri sehingga apabila perhatian mama diberikan begitu besar kepada adik yang baru lahir maka si kakak akan lebih memberontak dan break down. Si kakak bisa tiba-tiba nangis dan susah diatur sebagai pemberontakan.